_*OPINI*_ *Pemred “Bau Kencur”, Ancaman terhadap Kredibilitas Media* Oleh: Mahmud Marhaba (Ahli Pers Dewan Pers)

ISKANDAR ZULKARNAIN

- Redaksi

Senin, 17 Maret 2025 - 16:29 WIB

5035 views
facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

ERA digitalisasi kini telah menggandeng banyak media siber. Kehadiran sejumlah media dan wartawan baru dapat diibaratkan seperti jamur yang tumbuh di musim hujan. Ini adalah sebuah fenomena yang mencerminkan dinamika demokrasi dan kemudahan dalam mengakses informasi. Namun, di balik pertumbuhan yang sangat pesat ini terdapat tantangan serius yang mengancam kredibilitas dan integritas jurnalisme di Indonesia, yaitu munculnya Pemimpin Redaksi (Pemred) yang kurang berpengalaman dan kurang memahami seluk-beluk jurnalisme serta praktik jurnalisme yang tidak bertanggung jawab.

 

Kemudahan untuk mendirikan media online, yang dapat dilakukan dengan biaya relatif terjangkau dan prosedur yang cepat, telah menggugah banyak individu untuk terjun ke dunia jurnalistik. Sayangnya, hal ini seringkali tidak disertai dengan pemahaman yang mendalam mengenai etika jurnalistik, standar penulisan berita, dan tanggung jawab yang melekat pada profesi wartawan. Akibatnya, banyak media online yang beroperasi tanpa visi yang jelas, tanpa dukungan sumber daya manusia (SDM) yang memadai, dan tanpa komitmen untuk menjaga kualitas jurnalisme.

 

Salah satu persoalan yang paling krusial adalah penunjukan Pemred yang tidak memenuhi syarat. Banyak media online yang mengangkat individu yang minim pengalaman dan pengetahuan sebagai Pemred, seringkali hanya berdasarkan kedekatan atau alasan lain yang tidak relevan dengan kompetensi jurnalistik. Pemred yang tidak kompeten tentu akan kesulitan dalam membimbing dan mengawasi wartawannya, sehingga kualitas berita yang dihasilkan pun cenderung rendah. Berita-berita yang tidak akurat, tidak berimbang, hingga provokatif dan menyesatkan menjadi hal yang lumrah. Fenomena ini tidak hanya merusak kredibilitas media bersangkutan, tetapi juga menimbulkan keraguan publik terhadap media secara keseluruhan.

 

Lebih jauh lagi, kemudahan akses informasi dan platform media sosial telah menciptakan budaya “jurnalisme instan” yang cenderung mengabaikan prinsip-prinsip dasar jurnalistik. Banyak wartawan, khususnya yang masih muda dan kurang berpengalaman, terjebak dalam godaan untuk memproduksi berita sensasional dan provokatif demi menarik perhatian publik. Sering kali, mereka tidak melakukan verifikasi fakta secara seksama, tidak memberi kesempatan kepada pihak terkait untuk memberikan klarifikasi, bahkan tidak segan-segan menyerang pribadi seseorang tanpa bukti yang kuat. Praktik-praktik semacam ini jelas melanggar Kode Etik Jurnalistik (KEJ) dan dapat berujung pada tuntutan hukum.

 

Dewan Pers telah menetapkan KEJ sebagai panduan bagi seluruh wartawan di Indonesia. Prinsip independensi, akurasi, dan keseimbangan berita harus menjadi landasan utama dalam setiap proses pembuatan berita. Wartawan yang profesional senantiasa berupaya untuk menghadirkan fakta-fakta yang akurat, memberikan ruang bagi semua pihak untuk mengungkapkan pandangannya, dan menghindari penyebaran informasi yang menyesatkan atau berpotensi menimbulkan konflik. Dalam hal ini, Pemred yang berkualitas memainkan peran penting untuk memastikan bahwa semua berita yang diterbitkan oleh medianya memenuhi standar KEJ.

 

Oleh karena itu, saatnya bagi pemilik media untuk menyadari pentingnya memilih Pemred yang kompeten dan berpengalaman. Jangan sampai media online yang dibangun hanya menjadi sarana bagi individu yang tidak memiliki pengetahuan dan keterampilan jurnalistik yang memadai. Pemilik media harus memberikan prioritas pada kualitas daripada kuantitas, serta membangun tim redaksi yang solid dan profesional. Dengan cara ini, media siber dapat berfungsi sebagai pilar demokrasi dan sumber informasi yang dapat dipercaya bagi masyarakat. Selain itu, pemilik media juga harus menyediakan pelatihan dan pembinaan berkelanjutan bagi para wartawannya, agar mereka dapat memahami dan menerapkan prinsip-prinsip jurnalistik yang baik. Dengan demikian, kita dapat bersama-sama membangun jurnalisme Indonesia yang lebih berkualitas, bertanggung jawab, dan bermartabat.**

Berita Terkait

Ini Sikap PJS Atas Aksi Teror ke Media Tempo
Satgas GABHANWIL Mendapatkan Arahan dari 3 Pilar Rungkut Surabaya
Dana Sitaan Korupsi Timah Harus Kembali ke Babel, Forum BBM Tekan Pemerintah
Pangdivif 2 Dampingi Kunjungan Kerja Menhan RI
Kapolri Raih Tokoh Inklusif-Peduli Kelompok Rentan: Hak Rakyat Harus Diperhatikan
Unifying the World Through Soccer: The Global Impact of the World Cup
Exploring Bandung’s Natural Wonders: From Volcanic Landscapes to Majestic Waterfall
The Evolution of Jakarta: From Colonial Capital to Modern Metropolis

Berita Terkait

Senin, 14 April 2025 - 01:10 WIB

Polisi Terima Aduan Pencemaran Nama Baik, Yang Menyeret Wawali Surabaya

Senin, 14 April 2025 - 00:51 WIB

Polisi Mengungkap Motif Pembunuhan Ayah Kandung Oleh Anaknya Sendiri di Surabaya

Kamis, 27 Maret 2025 - 17:30 WIB

Bhabinkamtibmas dan Babinsa hadiri Bhakti Sosial Warga RW15 Medokan Ayu Rungkut bagikan Paket Sembako

Jumat, 14 Februari 2025 - 01:44 WIB

Perguruan Pencak Silat Pagar Nusa dan perguruan Silat di Jawa timur, Sepakat Jaga Keamanan

Rabu, 5 Februari 2025 - 04:34 WIB

Jennifer Aurelia Bakal Rilis Album Lagu Versi Indonesia dan Mandarin

Senin, 3 Februari 2025 - 04:22 WIB

Polda Jatim Berhasil Amankan Pemilik Panti Asuhan Tersangka Pencabulan Anak

Sabtu, 1 Februari 2025 - 21:56 WIB

Selamat & Sukses Kapolda Jatim Irjen Pol Imam Sugianto Diangkat Jabatan Baru Jadi Astamaops

Rabu, 1 Januari 2025 - 11:53 WIB

Zikir dan Solawat Tutup Tahun di Masjid Al Akbar Surabaya, Momentum Spiritual Awal Tahun Baru

Berita Terbaru

PASURUAN

Jadilah Pejuang Jangan Jadi Pecundang

Rabu, 16 Apr 2025 - 07:10 WIB

HUKUM & KRIMINAL

Polisi Terima Aduan Pencemaran Nama Baik, Yang Menyeret Wawali Surabaya

Senin, 14 Apr 2025 - 01:10 WIB